Selasa, 14 September 2010

Titian Mukmin Menuju Taqwa

Titian mukmin menuju taqwa
Oleh Mohamad bin Hasan Suid
Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillaahi khaqo khamdihi. Wanakhmaduhuu khamdan yutimmu nikmatahu wayudzilu nikmatahu wa nastaghfiruhu, wana’auu dzu bihi min syuruuri anfusinaa wa sayyiatii a’maa linaa, washadu al laa ilaaha illa allahu wakhdahuu laa syariikalahu, wa ashadu anna muhammadan ‘abduhu warosuuluh. Allahumma sholly wasallim ‘alaa Muhammaadin wa’alaa alihi wa ashaabihi thoyyibiina thoo hiriiin. “Amma bakdu fayaa ‘ibaadallah”. Ittaqullaha khaqqo taqwaa hu walaa tamuutunna illa wa antum muslimuun.

Maasyirol Muslimin Ra.
            Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan yang hanya kepada-Nyalah setiap pujian itu kembali. Dan segala puji bagi zat yang telah melimpahkan kenikmatan kepada kita semua. Nikmat yang berupa udara yang selalu kita hirup disetiap saat, nikmatnya makanan yang telah kita makan, nikmatnya minuman dalam bentuk yang beraneka ragam. Nikma kesehatan sehingga kita dapat melaksanakan, apa yang menjadi keinginan dan tugas kita, dan nikmat yang paling besar adalah nikmat iman dan islam yang masih tetap kita miliki dan kita pegang teguh hingga saat ini.

Tujuh ciri orang yang berjual beli dengan Allah

Jual beli dengan Allah SWT adalah memberikan apa yang Allah kehendaki dari kita, yakni pengorbanan harta dan jiwa dalam perjuangan di jalan-Nya untuk memperoleh surga. Allah SWT berfirman,
“ Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah, sehingga mereka membunuh atau terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah didalam Taurat, Injil, dan Al-Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah ?maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang agung. Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, beribadah, memuji (Allah), mengembara (demi ilmu dan agama), rukuk, sujud, menyuruh berbuat makruf dan mencegah dari yang mungkar,  dan yang memelihara hukum-hukum  Allah. Dan gembirakanlah orang-orang yang beriman. “ (At-taubah 111-112).
Berdasarkan ayat di atas, ada tujuh ciri orang yang bisa bertransaksi atau jual beli dengan Allah, yaitu sebagai berikut :

Cara Menyucikan Hati

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh. Alhamdu lillahil malikul-haqqul-Mubin. Wa asyhadu an-la ilaha illallahu wah dahu la syarikalahu-qawiyyul-matin, wa asyhadu an-na Muhammadan ‘abduhu wa Rasuluh. Allahumma shalli wa sallim ‘ala muhammadin wa’ala alihi wa shahbihi wa man tabi’ahum bi ihsanin ila yaumid-din. Amma ba’d: faya ibadallah. Ushikum wa nafsi bitaqwallahi wa tha’atih.

Jamaah yang dirahmati Allah !
            Puji syukur tak lupa kita panjatkan kepada Allah SWT. Zat yang menguasai segala sesuatu, mengatur segala sesuatu, dan menentukan segala sesuatu. Hanya Dia-lah yang paling berhak untuk dihaturkan pujian atas segala nikmat yang diberikan atas diri kita. Nikmat lahir maupun batin. Nikmat kesehatan, kesempatan, dan yang paling penting adalah nikmat iman dan islam dalam diri kita. Hanya dengan izin-Nyalah kita masih bisa melaksanakan segala aktivitas kita. Semoga segala ibadah yang telah dan akan kita lakukan sebagai ungkapan rasa iman, takwa, dan syukur kita kepada Nya, akan mendapatkan balasan, sebagaimana yang telah dijanjikan-Nya, akan mendapatkan balasan, sebagaimana yang telah dijanjikan-Nya.

17 Penyebab Manusia Menjadi Rugi


Salah satu bukti kecintaan Alloh swt., kepada manusia adalah dikemukakannya faktor-faktor yang menjadi penyebab manusia rugi didalam Al-Qur’an. Hal ini agar kita tidak termasuk orang yang rugi.
Al-qur’an menggunakan kata khusr untuk menyebutkan kerugian. Khusr artinya berkurang, rugi, sesat, celaka, tipuan dan lain-lain dengan makna negatif

Al-qur’an meyebutkan Tujuh belas faktor yang membuat manusia menjadi rugi


  1. MENDUSTAKAN HARI AKHIR (al-An’aam:31)
Akibat pengingkaran manusia terhadap hari akhir:
    1. Tidak memperoleh petunjuk dari Alloh (Yunus:45)
    2. Menganggap kehidupan didunia ini lebih baik (al-An’aam:32)
    3. Menganggap baik perbuatan yang buruk  (al-Naml:4-5)