Selasa, 14 September 2010

Cara Menyucikan Hati

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh. Alhamdu lillahil malikul-haqqul-Mubin. Wa asyhadu an-la ilaha illallahu wah dahu la syarikalahu-qawiyyul-matin, wa asyhadu an-na Muhammadan ‘abduhu wa Rasuluh. Allahumma shalli wa sallim ‘ala muhammadin wa’ala alihi wa shahbihi wa man tabi’ahum bi ihsanin ila yaumid-din. Amma ba’d: faya ibadallah. Ushikum wa nafsi bitaqwallahi wa tha’atih.

Jamaah yang dirahmati Allah !
            Puji syukur tak lupa kita panjatkan kepada Allah SWT. Zat yang menguasai segala sesuatu, mengatur segala sesuatu, dan menentukan segala sesuatu. Hanya Dia-lah yang paling berhak untuk dihaturkan pujian atas segala nikmat yang diberikan atas diri kita. Nikmat lahir maupun batin. Nikmat kesehatan, kesempatan, dan yang paling penting adalah nikmat iman dan islam dalam diri kita. Hanya dengan izin-Nyalah kita masih bisa melaksanakan segala aktivitas kita. Semoga segala ibadah yang telah dan akan kita lakukan sebagai ungkapan rasa iman, takwa, dan syukur kita kepada Nya, akan mendapatkan balasan, sebagaimana yang telah dijanjikan-Nya, akan mendapatkan balasan, sebagaimana yang telah dijanjikan-Nya.

 Dalam Al-qur’an surat Ibrahim ayat 7, Allah berfirman :
Wa idz ta’adzdzana rabbukum la’in syakartum la’azidannakum wa la’in kafartum inna ‘adzabi lasyadid.

Artinya : “ Dan (ingatlah) tatkala Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan tambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu ingkar, sungguh azab-ku amatlah pedih”.

Semoga shalawat dan salam tetap tercurah kepada junjungan kita Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, tabi’in, dan seluruh umatnya hingga akhir zaman. Hanya dengan bimbingan dan izin Allah, kita dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
            Marilah kita berupaya terus untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya. Taqwa yang tidak hanya lahir sebagai hiasan bibir semata, tetapi merupakan sebuah keyakinan dalam hati, diungkapkan oleh lisan, dan dimantapkan dengan amal perbuatan. Hanya dengan iman dan takwa itulah, kita akan mendapatkan kehidupan yang indah, baik didunia maupun Akhirat.

 Hal ini telah disiratkan Allah dalam Al-qur’an surat Yunus ayat 63-64 :
Al ladzina amanu wa kanu yattaquna lahumul busyra fil hayatid dunya wa fil akhirah.
Artinya : “ Orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, maka bagi mereka kegembiraan dalam hidup didunia dan akhirat.”

Ma’asyiral-Muslimina rahimakumullah !
            Kita dapat melihat fenomena yang berkembang di masyarakat saat ini. Banyak sekali manusia yang terpengaruh dan terpesona terhadap kehidupan dunia, terlebih jika mendapatkan nikmat berupa kesenangan dan kemewahan. Mereka menjadi terlena, sehingga melupakan persiapan segala yang menjadi bekal kehidupanakhirat yang lebih hakiki. Bahkan mereka seringkali melupakan Penciptanya.
            Olehsebab itu, melalui melalui mimbar ini, saya menghimbau, marilh kita coba merenung sejenak, dan bertanya pada diri sendiri, seperti apakah sikap dan orientasi hidup kita dalam kehidupan di dunia ini? Pernahkah terlintas dalam pikiran dan kalbu kita untuk selalu menginat Allah? Atau sebaliknya, kita melakukannya dengan setengah hati, atau bahkan kerap lupa sama sekali? Baiklah, kita berkaca pada firman Allah dalam Al-qur’an Surat Ali Imran ayat 191 :

Al ladzina yadzkurunallaha qiyaman wa qu’udan wa ‘ala junubihim wa yatafakkaruna fi khalqis samawati wal-ardh. Rabbana ma khalaqta hadza bathila.
Subhanaka fa qina adzban nar

Artinya : “ Orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi, seraya berkata : ‘Ya Tuhan kami, tiada Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api Neraka.”

Cara Menyucikan Hati

Mohon penjelasan bagaimana caranya agar hati kita suci sehingga seluruh perbuatan menjadi lurus?
Hati itu bagaikan kaca mata. Kalau kita menggunakan kaca mata yang bening, apa yang kita lihata akan tampak apa adanya.
“Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan harta-harta kamu tapi melihat hati dan perbuatanmu.” (H.R Muslim).
Al Qurtubi berkata, “ini sebuah hadits agung yang mengandung pengertian tidak diperbolehkannya bersikap terburu-burudalam menilai baik atau buruknya seseorang hanya karena melihat gambaran lahiriah dari perbuatan” . sesungguhnya perbuatan-perbuatan lahir itu hanya merupakan tanda-tanda dhanniyyah (yang diperkirakan) bukan qath’iyyah (bukti-bukti yang pasti).

Dalam riwayat lain disebutkan, Ali bin Abi Thalib r.a. menceritakan bahwa Rasulullah SAW bersabda : “ Tiada satu hatipun kecuali memiliki awan seperti awan menutupi bulan. Walaupun bulan bercahaya, tetapi karena hatinya ditutup oleh awan, ia menjadi gelap. Ketika awannya menyingkir, ia pun kembali bersinar.” (H.R Bukhari dan Muslim). Oleh sebab itu, kita harus berusaha menghilangkan awan yang menutupi cahaya hati kita, bagaimana caranya :
  1. Intropeksi diri
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan .” (Q.S Al-Hasyr 59:18).
  1. Perbaikan diri
“ Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai…”(Q.S  At-Tahrim 66:8).
  1. Tadabbur Al-Qur’an
“Mengapa mereka tidak tadabbur (memperhatikan) Al-Qur’an, ataukah hati mereka terkunci atau tertutup.” (Q.S Muhammad 47:24).
  1. Menjaga Kelangsungan Amal saleh
“….Beramallah semaksimal yang kamu mampu, karena Allah tidak akan bosan sebelum kamu bosan, dan sesungguhnya amal yang paling dicintai Allah adalah amal yang kontinyu (terus-menerus) walaupun sedikit.” (H.R Bukhari).
  1. Mengisi waktu dengan zikir
Subhannallah, Alhamdulillah, Allahu akbar, Laa Ilaaha Illallah. Kedua, Zikir amali, artinya zikir (ingat).

“Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama Allah), zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (Q.S Al Ahzab 33: 41-42).

“karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (Q.S Al-Baqarah 2:152).
  1. Bergaul dengan orang-orang yang shaleh
“Dan bersabarlah dirimu bersama orang-orang yang menyeru Tuhan mereka di waktu pagi dan petang, mereka mengharapkan keridhoan-Nya, dan janganlah kamu palingkan kedua matamu dari mereka karena menghendaki perhiasan hidup dunia. Dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya, dan adalah keadaan itu melewati batas.” (Q.S Al-Kahfi 18:28).

  1. Berbagi kasih dengan Fakir, Miksin dan Yatim
“Bila engkau mau melunakkan (menghidupkan) hatimu, beri makanlah orang-orang miskin dan sayangilah anak-anak yatim.” (H.R. Ahmad).

  1. Mengingat mati
“Dulu , aku pernah melarang kalian berziarah ke kuburan. Namun sekarang, berziarahlah, karena ia dapat melembutkan hati, mencucurkan air mata, dan mengingatkan akan hari akhirat.” (H.R Hakim).

  1. Menghadiri majelis Ilmu
“ Tidak ada kaum yang duduk untuk mengingat Allah, kecuali malaikat akan menghampirinya, meliputinya dengan rahmat dan diturunkan ketenangan kepada mereka, dan Allah akan menyebutnya pada kumpulan (malaikat) yang ada di sisi-Nya.” (H.R Muslim).

  1. Berdo’a kepada Allah SWT
“Ya Muqallibal quluub, tsabbit qalbii ‘alaa diinika.

“Wahai Ibu orang-orang yang beriman, doa apa yang selalu diucapkan Rasulullah SAW, saat berada di sampingmu?”  Ia menjawab, “Do’a yang banyak diucapkan ialah, “ya Muqallibal quluub, tsabbit qalbii ‘alaa diinika (wahai yang membolak-balikkan qalbu, tetapkanlah qalbuku pada agama-Mu).” Ummu Salamah melanjutkan , “Aku pernah bertanya juga, ‘Wahai Rasulullah, alangkah seringnya engkau membaca do’a “ya Muqallibal quluub, tsabbit qalbii ‘alaa diinika.’ Beliau menjawab , ‘Wahai Ummu Salamah, tidak akan seorang manusia pun kecuali qalbunya berada antara dua jari Tuhan yang maha Rahman. Maka siapa saja yang Dia kehendaki, Dia luruskan, dan siapa yang dia kehendaki, Dia bbiarkan dalam kesesatan”.

“Ya Allah, jadikanlah didalam hatiku cahaya, di lidahku cahaya, dipendengaranku cahaya, di penglihatanku cahaya. Jadikan di belakangku cahaya, di hadapanku cahaya, dari atasku cahaya, dan dari bawahku cahaya. Ya Allah berikan kepadaku cahaya.” (H.R Muslim).

Ada sepuluh cara agar kita memiliki hati yang suci, yaitu intropeksi diri, perbaikan diri, tadabbur Al-Qur’an , menjaga kelangsungan amal saleh, mengisi waktu dengan menjaga kelangsungan amal saleh, mengisi waktu dengan zikir, bergaul dengan orang-orang saleh, berbagi kasih dengan fakir miskin dan anak yatim, mengingat mati, menghadiri majlis ta’lim dan berdo’a kepada Allah SWT. Mudah-mudahan Allah SWT selalu memberi kepada kita hati yang bening. Amin. Wallahu A’lam.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar